Jokowi Pakai Pakaian Adat Tanimbar, Ada Pesan Soal Pemilu 2024 yang Ingin Disampaikan

Berita109 Dilihat

TEMPO.CO, Jakarta – Pengamat mode dari Indonesian Fashion Chamber (IFC) Lisa Fitria menangkap pesan tentang sikap hati-hati dalam busana yang dikenakan Presiden Joko Widodo alias Jokowi pada Sidang Tahunan MPR Tahun 2023 di Komplek Senayan, Jakarta, Rabu, 16 Agustus 2023. Presiden mengenakan pakaian adat masyarakat Tanimbar, Maluku.

Presiden mengenakan kemeja putih dibalut selendang kain tenun Sinune yang menutupi bagian dada serta punggung dengan warna motif hitam, merah dan abu-abu. 

Selain itu, presiden juga mengenakan penutup kepala bernama tataban ulun lengkap dengan hiasan somalea yang berasal dari burung cendrawasih. Sebuah hiasan gantungan emas bernama wangpar juga nampak bergantung di dada Jokowi.

Presiden juga menggunakan sebuah kain berwarna hitam berfungsi sebagai sabuk pinggang, serta celana panjang hitam sebagai bawahan.

Pesan presiden soal Pemilu 2024

Lisa menilai ada makna tersembunyi dari motif kain tenun yang dikenakan Jokowi. 

“Kalau saya cermati ini motif tunis, dengan ciri khas anak panah tunggal dan kembar, menunjukkan bahwa masyarakat Tanimbar selalu berhati-hati dari ancaman,” kata Lisa kepada Antara, Rabu, 16 Agustus 2023.

Menurut Lisa, presiden mungkin ingin memberikan pesan kepada masyarakat agar berhati-hati terhadap berbagai isu-isu menjelang Pemilu 2024

“Mungkin banyak isu-isu yang ditebarkan dari pihak tak bertanggung jawab untuk memecah belah, untuk kita mulai aware. Kita harus berati-hati dari berbagai macam ancaman, bukan dari luar tetapi juga dari dalam,” kata dia.

Selain itu, Lisa juga melihat ada motif bunga anggrek pada bagian selendang kain yang dikenakan presiden. Motif ini melambangkan keindahan, keuletan dan keagungan.

Selanjutnya, simbol keberanian, kebesaran dan keperkasaan seorang pemimpin

Untuk penutup kepala yang berhiaskan somalea atau hiasan dari bulu Burung Cenderawasih, Lisa menilai hal itu melambangkan keberanian, kebesaran dan keperkasaan seorang pemimpin atau pahlawan atau ketua adat.

Baca Juga  Buka Suara Kementerian BUMN soal Longspan LRT Jabodebek yang Disebut Salah Desain

Iklan

Sementara untuk kalung dengan ornamen berbentuk lingkaran dengan warna emas di bagian dada, menurut dia melambangkan kebesaran sebagai seorang pemimpin. Pada masyarakat Tanimbar dan Maluku khususnya, kalung emas ini identik dengan raja atau ketua adat yang kharismatik dan dihormati.

“Kalung berwarna emas, bulat dan besar, sebagai penanda beliau ketua adatnya. Itu statement sekali karena zaman dulu raja dalam acara-acara memakai perhiasan salah satunya kalung, simbol kebesaran seorang raja,” kata Lisa.

Selanjutnya, pujian untuk pilihan busana adat Jokowi



Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *