Perlu lebih dari setahun bagi putri Pinkan Mambo untuk speak up, memberitahu umum. Itu pun formatnya masih merasa bersalah.
Dihantui rasa bersalah atau menyalahkan diri sendiri adalah reaksi umum yang terjadi pada para penyintas atau survivor dari penderaan atau pelecehan seksual. Demikian pendapat para pakar kesehatan mental dan psikologi, antara lain dari Northern Sydney Sexual Assault Service.
Seperti dikutip dari parents.au.reachout.com, Tara Hunter, manajer praktik North Sydney Sexual Assault Service menyatakan perlunya ditumbuhkan budaya tidak menyalahkan dalam menyikapi kejadian penderaan seksual.
“Pasalnya, siapa yang memiliki niat agar dilecehkan atau melakukan pembiaran seseorang melakukan pelecehan atas diri kita,” tukasnya menandaskan bahwa kejadian pasti di luar keinginan para penyintas.
Dalam kejadian penderaan yang terjadi atas MA, putri Pinkan Mambo dari suami terdahulu dan mengalami perlakukan tidak senonoh dari suaminya kini sekaligus bapak tiri MA, apakah penyesalan ini tampak?
Jelas terlihat. Paling tidak ada dua bukti. Yaitu saat tampil di acara podcast YouTube Feni Rose Official dan di Nginfus Bareng yang dipandu dr Richard Lee MARS PhD.
Di kedua talkshow ini, MA meneteskan air mata serta menyatakan, “I’m sorry” yang berarti menyesal atau minta maaf kejadian. Dan bukannya sorry karena membuat lawan bicara sedih atau maaf karena minta tisu penyeka air mata.
Bahasa tubuh dan apa yang diungkap MA menjadi penanda apa yang telah terjadi, serta kenyataan dari sebuah mimpi buruk. Bukan suatu hal mengada-ada atau ngadi-ngadi dalam bahasa kekinian.
Satu lagi bukti bahwa apa yang dialami MA saat berusia 12-15 tahun bukan ngadi-ngadi, ia perlu waktu untuk speak up.
Seperti saat berbicara di podcast Denny Sumargo, Curhat Bang, MA berkata pihak pengadilan menanyai apakah kasus dikeep atau dipublikasikan, ia pun menyatakan keep karena perasaan mixed atau campur-aduk.
Pasalnya, memberitahu khalayak sama artinya dengan membuka dirinya untuk diketahui semua pihak bahwa ia telah mengalami kejadian buruk berupa penderaan seksual yang dilakukan ayah tirinya.
Steve Wantania, bapak sambungnya saat ini tengah menjalani masa penahanan 9,5 tahun penjara, yang dimulai 2021 sesudah diadili atas perbuatan asusila atas putri tirinya.
Quoted From Many Source